Pola Asuh yang Keras: Regulasi Emosi dan Agresi
Pola asuh yang keras dapat berdampak pada regulasi emosi dan perilaku agresif anak. Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang keras dapat berhubungan dengan kemampuan anak dalam mengatur emosinya dan perilaku agresif, seperti perilaku mengemudi agresif pada mahasiswa[1]. Selain itu, pola asuh yang keras juga dapat memengaruhi perkembangan karakter dan perilaku anak, terutama dalam era digital saat ini[3][5].
Dalam konteks pola asuh yang keras, penting bagi orang tua untuk memperhatikan dampaknya pada regulasi emosi dan perilaku anak. Orang tua perlu memastikan bahwa pendekatan pola asuh yang diterapkan tidak mengarah pada peningkatan perilaku agresif atau kesulitan dalam mengatur emosi anak. Sebagai gantinya, pendekatan pola asuh yang lebih bijak dan mendukung, seperti memberikan pendidikan karakter, penanaman nilai budi pekerti, dan keterlibatan orang tua dalam membentuk kepribadian anak, dapat membantu dalam mengurangi dampak negatif dari pola asuh yang keras[2][4][5].
Dengan demikian, pola asuh yang keras dapat berdampak pada regulasi emosi dan perilaku agresif anak. Orang tua perlu memperhatikan dampak dari pola asuh yang diterapkan dan memastikan bahwa pendekatan pola asuh yang lebih bijak dan mendukung dapat membantu dalam mengurangi dampak negatif dari pola asuh yang keras.
Citations:
[1] https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/91628
[2] http://repository.unikastpaulus.ac.id/122/1/Artikel_Jurnal_Missio_Pola_Asuh_yang_Efektif.pdf
[3] https://media.neliti.com/media/publications/264620-pendidikan-anak-dalam-keluarga-di-era-di-825f7f7f.pdf
[4] https://bpkpenabur.or.id/news/blog/6-cara-mendidik-balita-agar-tumbuh-disiplin-yuk-terapkan-sejak-dini?page=160
[5] https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/pkm/article/download/10116/4135