Home Parenting Perilaku Muntah Saat Belajar

Perilaku Muntah Saat Belajar

7278
0
Hispanic girl feels ill and covering her mouth because of the nausea. Little girl suffering from stomach ache wants to vomit

Secara umum anak sangat senang dengan bermain. Baik bermain sendiri maupun bermain dengan teman temannya. Bermain adalah salah satu cara anak belajar terhadap pola permainan. Ada anak yang bisa cepat menyelesaikan permainan, ada yang cukup lama bisa menyelesaikan permainan. Begitu pula dengan kondisi saat anak belajar menulis, belajar membaca dan belajar berhitung. Setiap anak memiliki kondisi yang berbeda beda. Ada anak yang cepat dalam menuntaskan menulis, ada anak yang tidak terlalu cepat menuntaskan membaca ada juga anak yang lambat dalam menyelesaikan berhitungnya.

Berbeda dengan kebanyakan anak, Alex memiliki kondisi yang khusus. Saat dia menyelesaikan tugas membaca, menulis dan berhitung. Pada level mudah dengan lancer bisa diselesaikan dengan baik. Namun saat tugas sudah mulai naik pada level sulit maka respon Alex berubah. Dia tidak bisa menerima bila dirinya tidak bisa sehingga muncul perilaku muntah pada akan memulai tugas membaca, menulis dan berhitung pada level sulit. Kejadian ini berkembang tidak hanya tugas pelajaran saja, namun pada tugas yang lainnya berdampak sama. Bila Alex tidak bisa mengerjakan sesuatu dengan baik maka dia akan muntah

Bagaimana kondisi tersebut bisa terjadi ?

Setelah melakukan observasi psikologis bekerjasama dengan orang tua Alex, maka diperoleh data sebagai berikut

Alex memiliki kapasitas intelektual yang tergolong rata rata. Kemampuan kognitifnya sebanding dengan teman seusianya, hal ini menunjukkan bahwa dia dapat menanggapi dan cukup mudah memahami serta menelaah informasi atau pengetahuan baru. Alex juga mampu menganalisa suatu tugas  yang cukup kompleks. Ini didukung dengan daya abstraksi yang cukup baik dalam memahami informasi atau pengetahuan yang konseptual sehingga membantu Alex mengolah data yang bersifat teoritis.

Informasi dari dokter menurut kedua orang tuanya, Alex tidak memiliki permasalahan dalam percernaan atau lambung. Alex juga tidak memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Jadi secara fisik kondisi Alex sehat dan normal.

Alex memiliki kepribadian yang cukup baik dalam beradaptasi, serta cukup mandiri dalam bertindak atau menyelesaikan tugas. Namun Alex memiliki kecenderungan semaunya sendiri dan sulit untuk diarahkan. Dia cenderung eksplosif atau mudah meledak emosinya dalam bentuk perilaku marah dan muntah.  

Apa penyebab perilaku muntah pada Alex?

Jadi perilaku Alex yang sering muntah saat menghadapi tugas yang sulit adalah bentuk respon tubuh karena mengalami psikosomatis. Secara umum, psikosomatik merupakan penyakit fisik yang timbul karena gangguan pikiran, karena stres atau depresi. Kondisi psikosomatis ini muncul saat Alex merasa tidak bisa mengerjakan tugas yang sulit (stress) maka muncul perasaan khawatir, cemas, atau takut, kemudian tubuh langsung menunjukan gejala atau tanda seperti jantung berdebar kencang, denyut jantung menjadi tidak normal, sesak dada dan kemudian muntah.

Bagimana treatment psikosomatis yang sesuai untuk Alex?

Merujuk pada hasil data observasi psikologis diatas , kita bisa melakukan beberapa hal yang efektif untuk menyelesaikan psikosomatis yang dialami Alex.

Pertama siapkan guru pendamping atau terapis khusus untuk membantu Alex pada saat muncul perilaku psikosomatis.

Kedua melakukan pengkondisian dan bekerjasama dengan guru pendamping atau terapis saat Alex mendapatkan tugas yang sulit. Ketika mulai muncul gejala psikosomatisnya maka dampingi dan tenangkan Alex. Kemudian bawa dia keruang khusus untuk menyelesaikan tugasnya sendiri bersama guru pendamping atau terapis. Hal ini dilakukan agar Alex tidak merasa malu didepan teman temanya. Bila gejala psikosomatisnya sudah reda maka Alex bisa bergabung kembali dikelas.   

ketiga, siapkan tas khusus berisi perbekalan untuk membantu Alex sebelum, saat dan sesudah terjadi perilaku muntah. Bekal tersebut antara lain berisi;

  • kantong plastic untuk tempat saat muntah
  • tissue kering dan tissue basah untuk membersihakan wajah, mulut dan tangan setelah muntah
  • minyak kayu putih untuk diusapkan kedada dan perut
  • air putih hangat dan teh hangat diminum setelah tuntas muntahnya.
  • makanan kecil atau coklat dapat diberikan setelah kondisi rilex untuk mengembalikan kondisi perut yang kosong setelah muntah
  • baju cadangan untuk mengganti seragam yang terkena muntah
  • pengharum ruangan untuk menghilangkan bau bekas muntah   

lakukan treatment ini dengan disiplin dan tertib. Beberapa cara mungkin tidak sesuai atau tidak efektif untuk anak lain. Karena kondisi anak dan kondisi tempat yang berbeda beda, kita bisa menyesuaikan dan memodifikasi treatment sesuai dengan kebutuhan masing masing anak.

Selamat mencoba, semoga bermanfaat

Previous articleRamadhan : Mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kesabaran
Next articleKekerasan Pada Anak di Masa Pandemi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here