Pendidikan dan Perang: Bagaimana Konflik Bersenjata Mengganggu Perkembangan Pendidikan Anak
Konflik bersenjata dapat mengganggu perkembangan pendidikan anak dengan berbagai cara. Berikut adalah beberapa dampak konflik bersenjata pada pendidikan anak:
– Sekolah rusak atau dihancurkan: Konflik bersenjata dapat merusak atau menghancurkan sekolah, sehingga anak-anak kehilangan akses ke pendidikan[1][5].
– Pengungsi: Konflik bersenjata dapat memaksa anak-anak untuk menjadi pengungsi, yang dapat mengganggu akses mereka ke pendidikan[1][5].
– Keterlibatan dalam konflik: Anak-anak dapat direkrut ke dalam kelompok bersenjata atau menjadi korban langsung dari konflik, yang dapat mengganggu pendidikan mereka[2][4][5].
– Trauma psikologis: Konflik bersenjata dapat menyebabkan trauma psikologis pada anak-anak, yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk belajar[1][3][4].
– Keterbatasan sumber daya: Konflik bersenjata dapat mengakibatkan keterbatasan sumber daya untuk pendidikan, termasuk guru, buku, dan fasilitas[1][5].
Perlindungan terhadap pendidikan anak dalam konflik bersenjata diatur oleh Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan tentang perlindungan korban konflik bersenjata[1][5]. Pemerintah dan organisasi internasional juga harus bekerja sama untuk memastikan bahwa anak-anak yang terkena dampak konflik bersenjata tetap memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas[1][5].
Citations:
[1] https://indonesia.un.org/id/244350-hari-internasional-untuk-melindungi-pendidikan-dari-serangan-9-september
[2] http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/31726/BAB%20II.pdf?isAllowed=y&sequence=6
[3] https://opac.fhukum.unpatti.ac.id/index.php?bid=8292&fid=7041&p=fstream-pdf
[4] https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jatayu/article/download/28778/16254/0
[5] https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/6182/5707
[6] https://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/viewFile/109/58