Kreatif Parenting

Kreatif Parenting is a blog that provides PARENTING Education information to Indonesian parents and families to always learn, share experiences, which are special - CREATIVE and fun
Kebahagiaan Anak Merupakan Hal Penting Dalam Kehidupan

Ukuran Bahagia Seorang Anak

Ukuran merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari. Saat ingin memiliki sepatu kita harus tahu ukurannya, saat berangkat ke kantor agar tidak terlambat kita juga harus tahu ukurannya, berapa menit perjalanan kekantor. Dan masih banyak lagi manfaatnya. Semakin detail, rinci , presisi kita mengetahui ukuran maka semakin baik hasil yang akan kita dapatkan. Dalam sebuah keluarga, ukuran juga merupakan salah satu hal terpenting.

Kalau orang tua, para ayah dan bunda ditanya berapa ukuran tas untuk si kecil?, pasti yang bisa menjawab dengan tepat kebanyakan adalah para bunda. Selanjutnya, kalau ditanya si kecil ukuran bajunya berapa?, yang bisa menjawab dengan tepat untuk kedua kalinya adalah para bunda. Pertanyaan terakhir, kalau ditanya berapa ukuran guling dan bantal sikecil?, saya yakin yang bisa jawab benar sekali lagi adalah bundanya. Hmmm…. kenapa para ayah banyak nggak tahu ya?, kejadian seperti ini ada hal yang wajar terjadi dalam suatu keluarga di Indonesia.

Berbicara mengenai ukuran kebahagian seorang anak, ini adalah hal yang sangat menarik saat ini. Jika suatu keluaraga ditanya bagaimana orang tua bisa merasakan bahagia terhadap anaknya?, sebagain besar kedua orang pasti menjawab. Apabila anak kita pinter, berprestasi di kelas, berakhlak yang baik, taat kepada kedua orang tua, sopan, tidak pernah berbohong, disiplin, jarang buat masalah dan seterusnya, masih banyak lagi. Ini adalah ukuran ideal setiap orang tua. Pada umumnya orang tua saat ini, akan merasa bahagia jika memiliki seorang anak dengan kriteria tersebut.

Sekarang kalau kita balik pertanyaannya, apa ukuran bahagia seorang anak terhadap kedua orangtuanya?, jawabannya simpel !!!!. Kebanyakan anak akan menjawab, ya kalau ayah bunda nggak suka marah-marah, mau diajak bermain, ada di rumah, saya sudah senang dan bahagia sekali. Ternyata ukuran bahagia seorang anak itu sangat sederhana. Para orang tua bisa belajar dari mereka dengan tidak terlalu tinggi menentukan standar bahagianya. Nunggu pinter nulis dulu, pinter membaca dulu, pinter berhitung dulu, nunggu disiplin dulu, dan nunggu standar- standar yang lainnya baru merasa bahagia terhadap anaknya. Inilah yang menyebabkan para orang tua saat ini mudah GALAU, panik, emosi, dan putus asa saat menghadapi anak-anak di rumah.

Solusinya, cukup sederhanakan!. Fokuskan pada ukuran kebahagiaan kita. Contoh dalam aktifitas sehari-hari, misalnya, saat melihat anak berlarian dan melompat-lompat kemudian jatuh, berbahagialah karena dia sedang belajar memenuhi kebutuhan motorik kasar. Bisa juga saat di mobil sikecil terus bertanya tanpa henti-henti tentang semua hal yang dia lihat maka berbahagialah karena dia sedang belajar kemampuan verbal. Atau saat dia menulis kemudian banyak yang salah, lambat dan sering tidak selesai, berbahagialah kerena dia sedang belajar mengkoordinasikan kemampuan viasual dan motorik halus. Atau saat kita sedang tidur tiba-tiba anak-anak melompat ke dada kita, tetap berbahagialah karena dia sedang belajar mencintai kedua orang tua untuk memenuhi kebutuhan afeksinya.

Dalam kondisi pandemic yang sangat terbatas ini tetaplah bersyukur karena kita bisa bertemu dengan anak dan istri sepanjang hari dan dapat memberikan nasehat sekaligus contoh secara langsung kepada keluarga kita. Bila selama ini hanya bertemu beberapa menit saja karena tidak punya cukup waktu, maka berbahagialah bila saat ini kita dapat berkumpul bersama sama keluarga dalam kondisi sehat walafiat.

Seorang sahabat Ummu Al-Fadhl bercerita: “Suatu ketika aku menimang seorang bayi, Rasul kemudian mengambil bayi itu lalu menggendongnya. Tiba-tiba sang bayi pipis dan membasahi pakaian Rasul. Segera saja kurenggut secara kasar bayi itu dari gendongan Rasul. Rasul pun menegurku: “Pakaian yang basah ini dapat dibersihkan oleh air, tetapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan dalam jiwa anak akibat renggutanmu yang kasar itu?”

Alangkah indahnya jika kita bisa menjadi orang tua yang mudah bersyukur dan berbahagia,

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.