Home Parenting Karakter Anak Tunggal

Karakter Anak Tunggal

8220
0

Jumlah anak dalam keluarga secara langsung mempengaruhi kondisi perkembangan mental setiap anggota. Baik sebagai ayah, ibu atau anak memiliki dinamika yang khas dan unik.

Untuk kasus kali ini kita membahas keluarga dengan anak tunggal. Anak X ini berusia 7 tahu, dia tidak memiliki saudara karena kedua orang tua memutuskan untuk tidak mempunyai anak lagi. Anak X tinggal bersama ayah, ibu, nenek dan pembantu. Bila ayah dan ibu bekerja, anak X dirumah bersama nenek dan pembatu yang mengasuhnya. Setiap pagi saat berangkat sekolah, anak X selalu minta diantar ayahnya. Namun saat ditinggal ayahnya, anak X tidak mau. Anak X ingin ayahnya tetap menunggu diluar kelas sampai selesai sekolah. Permintaan anak X ini tidak mungkin dapat dipenuhi ayahnya karena harus segera berangkat kerja setelah mengantar anak X kesekolah. Karena permintaan anak X tidak dipenuhi, maka anak X seringkali mengalami tantrum sebelum akhirnya masuk kedalam kelas.

Bagaimana orang tua menemukan penyebab Anak suka menangis?

Untuk membantu orang tua menemukan penyabab kejadian tantrum pada anaknya. Kita lakukan observasi psikologi secara holistic. Untuk mendapatkan informasi dari anak X, ayah dan ibunya. Hasil obrsevasi terhadapa anak X sebagai berikut ;

Anak X merasa bosan berada disekolahan, karena tidak ada teman yang bisa memahaminya. Anak X lebih suka dirumah karena ada nenek dan pembantu yang selalu memenuhi segala keinginannya. Anak X memiliki kedekatan dengan ibu secara dominan. Bagi dirinya ibu telah memenuhi segala keinginannya. Ibu disini ada dua orang, yang pertama adalah ibu kandung dan yang kedua adalah neneknya. Anak X sangat dekat dengan dua ibunya sehingga cenderung ingin selalu berada disampingnya. Kedekatan yang intens ini ternyata belum tuntas dan matang. Anak X melihat sosok ayah sebagai figure yang kurang dominan bagi dirinya karena peran ayah yang kurang aktif dalam mengasuh dan memenuhi keinginannya.

Sikap anak X menangis sebelum masuk kelas dan minta ditunggu adalah cara yang ditunjukkan untuk meminta perhatian dan dibantu orang tuanya. Selain itu terlihat adanya kebutuhan afeksi atau perasaan ingin disayang yang harus dipenuhi oleh orang tua, terutama ibu ibunya. Hal ini mengindikasikan adanya kondisi relasi anak X dengan ibunya yang terjalin dengan dengan sangat kuat sehingga sulit dilepaskan karena belum adanya kematangan afeksi. Selain itu anak X memiliki kecenderungan perilaku menggunakan cara yang sama untuk memanipulasi orang tua agar menuruti keinginannya. Ditemukan pula indikasi bahwa anak X menghidar untuk tidak mau masuk sekolah karena dia mengharapkan dibantu orang dewasa atau ibunya untuk menyelesaikan tugas sekolah. Kondisi mental anak X ini disebabkan karena tidak adanya kompetisi atau persaingan dengan saudaran atau anak seusianya. semua anggota keluarga adalah orang dewasa yang bisa memahami anak X dan bisa menuruti keingannya.

 Apa yang harus dilakukan orang tua Anak tunggal yang cengeng?

Orang tua perlu bekerjasama dengan nenek dan juga pembantu untuk menyampaikan secara langsung agar tidak selalu menuruti setiap keinginan anak X. jadi ketika orang dewasa dirumah sudah sepakat untuk mendisiplinkan anak X maka tidak boleh ada satu pun yang membantu anak X dengan alas an kasihan, tidak tega atau supaya pekerjaan cepat selesai. Semua orang dewasa dirumah bersepakat untuk bertindak sama agar anak X disiplin dalam menyelesaikan tugasnya sebagai bentuk kemandirian dan tanggung jawabnya. Orang tua perlu mempertahankan dan mengembangkan potensi anak X yang sudah baik. Orang tua terutama ibu harus menjaga relasi yang tidak lagi terlalu dekat namun harus disiapkan untuk segera matang agar anak X bisa mandiri. Apabila semua kondisi yang diberikan orang tua dirumah dapat dijalankan anak X dengan baik maka segera berikan reward positif kepada anak X. reward positif tidak selalu berupa materi atau uang namun bisa berupa ucapan yang hangat dan memberikan semangat pada anak X.

Semakin solid kerjasama anggota keluarga inti semakin baik anak X bisa segera matang dan mandiri. 

Previous articleGenerasi Zero Alpha Yang Rapuh
Next articleJangan Panik, Berikut 8 Cara Membantu Anak Menyelesaikan Peristiwa Traumatis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here