Kejadian disekolah membuat ibu Alex merasa cemas dan khawatir. Setiap bulan pasti ada kejadian yang tidak terduga saat Alex di sekolah. Kejadian itu berlangsung dibeberapa tempat. Terkadang dikelas, dihalaman sekolah, dikantin, bahkan dikamar mandi. Untuk membantu Alex, guru mengundang orang tua kesekolah untuk berbicara membahas kejadian tersebut. Setelah berdiskusi beberapa kali, ahirnya orang tua sepakat untuk membantu Alex dengan memberikan tim pendampingan.
Apa yang sebenarnya sedang di alami Alex ?
Tim pendamping segera bergerak untuk mengumpulkan data dan informasi. Untuk mendapatkan infromasi yang lengkap dan akurat, tim pendamping melakukan diagnose melalui obrsevasi psikologis dan assessment. Melalui beberapa tahapan tersebut dihasilkan informasi sebagai berikut ;
- Alex sering berbicara sendiri saat tidak ada teman yang mau bermain dengannya
- Alex merasa bahwa teman yang diajak berbicara tersebut adalah ayahnya
- Dibeberapa tempat yang sepi, Alex melakukan hal tersebut
- Ketika ada tugas yang belum selesai, Alex sering berbicara dengan ayahnya untuk minta bantuan
- Saat ujian penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester perilaku Alex semakin sering terjadi.
- Ketika kegiatan di luar kelas untuk berkemah atau oubond perilaku Alex semakin tidak terkendali
- Dari beberapa kejadian saat Alex berbicara dengan Ayahnya maupun saat Alex kesurupan ditemukan pencetus perilaku tersebut.
- Pencetus perilaku Alex adalah stressor yang tidak mampu dihadapi Alex, sehingga dia memunculkan perilaku tersebut untuk mendapatkan bantuan dan perhatian orang disekitarnya.
- Stresor tersebut antara lain ; ketika bermain dia tidak bisa membaur dengan teman temannya karena kemauannya harus selalu diikuti (Efek anak tunggal). Ketika Ujian penilaian tengah semester dan ujian akhir semester, Dia tidak bisa mengerjakan karena kesulitan menjawab soal. Ketika di kantin, dia tidak mau antri untuk membayar makanan dan ingin didahulukan. Ketika dilapangan, dia ingin bermain hanya dengan teman terdekat saja. Ketika dikamar mandi, dia tidak mau masuk sendirian dan minta ditemani. Ketika kegiatan kemah diluar sekolah, dia minta pulang tidak bisa tidur karena kedinginan dan di gigit nyamuk.
Apa penyebab perilaku tersebut ?
Dari hasil diagnose disimpulkan bahwa perilaku Alex berbicara dengan Ayahnya atau tiba tiba kesurupan adalah bentuk perilaku abreaksi. Abreaksi yang dialami Alex memunculkan emosi dengan mengingat kembali trauma psikis masa lalu saat ditinggal mati Ayahnya. Muatan emosi negative dari pikiran bawah sadar ini kemudian meluap dalam bentuk ucapan (berbicara dengan Ayahnya) dan perilaku kesurupan saat ada kegiatan kemah diluar sekolah. Perilaku Alex tersebut dibagi menjadi dua jenis. Pertama, perilaku abreaksi berat seperti menangis, berteriak, memukul, meninju, meremas, mengeram, mencakar, menggigit dan bahkan menendang. Kedua, perilaku abreaksi yang ringan saat Alex berbicara sendiri dengan Ayahnya. Setelah perilaku abreaksi muncul dan keluar semua, Alex merasa lega dan rileks.
Bagaimana kita membantunya ?
Tim pendamping kemudian menyampaikan kepada ibu Alex agar paham dan mengerti penyebab terjadinya perilaku Alex tersebut. Tim mengumpulkan semua orang yang telibat dan dekat dengan Alex saat disekolah. Kemudian memberikan cara untuk membantu Alex saat perilaku abreaksinya muncul. Pertama adalah menyipakan tempat khusus untuk melakukan treatment pada Alex saat terjadi abreaksi. Kedua menjelaskan kepada Alex tentang apa yang sedang dialaminya. Ketiga melatih kemampuan Alex untuk menyelesaikan permasalahannya dengan baik. Keempat memberikan pemahaman kepada Alex bahwa orang yang meninggal tidak pernah bisa hidup kembali, semua yang hidup didunia ini akan mengalami kematian. Manusia akan mati, tumbuhan akan mati, hewan akan mati dan seluruh alam semesta akan mengalami kematian.
Tidak perlu takut dengan kematian, namun siapkan bekal sebaik baiknya saat menuju kematian. Karena kematian tidak pernah terduga dan tidak ada satupun yang mengetahui, kapan, dimana, dan bagaimana kita akan mati.
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.