Home Parenting Apakah Anda Sudah Mengenal Siapa Anak Anda?

Apakah Anda Sudah Mengenal Siapa Anak Anda?

18286
0
Lovely toddler girl eating healthy fried potatoes for lunch. Cute happy baby child in colorful clothes sitting in kitchen of home, daycare or nursery. Kid eats vegetables

Siapakah Anak Kita?

Ketika dalam suatu seminar nasional di Jakarta, saya membawakan suatu pertanyaan sebelum masuk kemateri kepada para peserta dengan pertanyaan sebagai berikut. Menurut para pendidik, orang tua, guru, atau siapapun yg hadir di acara seminar ini, siapakah anak anda?. Beberapa saat suasana seminar saat itu hening sejenak dan kemudian ada seorang ibu perwakilan dari dinas pendidikan Banten mulai menjawab. Anak saya adalah anak yang pinter pak, baru PG sudah minta pelajaran TK A, saya masukkan TK A minta pelajaran TK B, saya masukkan TK B eeeh, minta masuk SD, pokoknya anak saya adalah anak huweeeebat pak !!!!….plokplokplok. (disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta seminar).

Kemudian ada juga yg menjawab anak adalah apa yg kita lahirkan, kita rawat dan kita besarkan. Kemudian ada lagi yang menjawab ada kita amanah dari Tuhan kepada orang tua yg melahirkannya begitu juga peserta yg lain sangat antusias memeberikan jawaban mereka hingga suasana jadi seruuu banget.

Dari beberapa peserta yang menjawab tadi ternyata saya mengambil kesimpulan sebagai berikut. Bahwa 70% orang tua punya pandangan yg hampir sama terhadap anak mereka. Berikutnya, ada juga 20% orang tua yang menjawab meskipun bingung dan tidak begitu yakin dgn jawabannya dan bahkan ada 10% orang tua yang sama sekali benar-benar tidak tahu siapa ya, sebenarnya anak saya ini?. Saya sendiri sangat senang dengan jawaban yang berfariasi ini dan bahkan bahagia karena kesimpulan saya masih banyak orang tua yang kenal dengan anak anak mereka.

Kemudian menurut pak farid, anak itu siapa?, Tanya seorang peserta. Dengan rasa penasaran ada orang tua yang bertanya balik kesaya. Pertanyaan itu langsung saya jawab sekaligus masuk kemateri. Menurut saya dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan yang membahas tentang anak, para ahli dan filosofi banyak melakukan spekulasi mendalam dan berpandangan berbeda-beda mengenai karakteristik seorang manusia yang kita sebut Anak. Bangsa Mesir, Yunani, dan Romawi kuno maupun di Eropa secara umum mempunyai empat pandangan filosofis yang berpengaruh menggambarkan karakteristik anak. Berikut penjelasannya…

Empat pandangan filosofis yang berpengaruh menggambarkan karakteristik anak

– Pandangan dosa awal (original sin view) 

Original sin view yang secara khusus muncul selama abad pertengahan, anak dipandang lahir kedunia ini sebagai mahluk jahat. Tujuan dari merawat anak adalah memberikan penyelamatan, penghapusan dosa dari kehidupan si anak.

– Pandangan tabula rasa

Mendekati akhir abad 17, dicetuskan oleh ahli dari Inggris yang bernama John Locke. Ia membantah bahwa anak-anak yang terlahir didunia itu mempunyai dosa awal, akan tetapi mereka itu seperti “papan kosong”. John Locke percaya bahwa pengalaman masa anak-anak sangat menentukan karakteristik sesorang ketika dewasa. Ia berpendapat bahwa para orang tua yang menghabiskan waktunya bersama anak-anak akan sangat membantu mereka menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.

– Pandangan kebaikan alami 

Pada abad berikutnya muncul dari seorang ahli filosofi Prancis kelahiran Swiss bernama Jean Jacques Rousseau (innate goodness view). Ia menekankan bahwa anak-anak pada dasarnya baik. Karena anak-anak pada dasarnya baik, kata Rousseau, mereka seharusnya diizinkan untuk tumbuh secara alami, dengan pengawasan dan bantuan dari kedua orang tuanya.

– Pandangan suci 

Pada abad pertengahan menjadi pencerah terhadap anak. Abu Hurairah yang lahir 21 tahun sebelum hijrah, yang dikenal sebagai (ayah/pemilik kucing) karena suka merawat dan memelihara kucing. Abu Hurairah r.a mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:“ Tidak ada anak yang dilahirkan, kecuali dilahirkan atas kesucian. Maka orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, dan majusi “ (HR.Bukhari, 679).

Dari beberapa pendapat tokoh diatas kita bisa pilih mana yang sesuai menurut akal fikiran kita. Semoga pemahaman kita (orang tua) terhadap anak bisa lebih baik dari sebelumnya.

Previous articleKenapa Orangtua Tidak Boleh Memaksa Anak Untuk Belajar?
Next articleCara Memahami Jalan Pikiran Anak Indigo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here